Friday, November 30, 2012

Kepada Si Penulis Bait

Kepada kamu pemuda penulis bait

Yang bercoret cinta dan hidup sengit

Patut kamu memandang langit

Karena karyamu adalah rakit

Menuju masa depan yang jauh dari pahit

Meskipun sekarang prospek terlihat morat-marit

Subjektif

Mencintai dirinya terlalu tinggi

Hingga tak bisa berdiam diri

Percaya diri level tinggi

Tetapi menerima kebenaran masih bukan dia 

Berbohongkah anak itu pada dirinya?

Kita ditinggalnya bertanya

Terbuka

Menutup kebenaran yang terbungkus plastik

Telah dibukanya sekali lagi buat sobat dekatnya

Menunggu sambil mengetuk jari di atas meja

Apa yang akan dipikirnya?

Rasa takut mencengkeram bola mata

Saat mendengar pahit penolakan seorang saudara 

Pribadi Teramati

Dia adalah pribadi penuh acuh

Tak sebut orang lain teman jika tak dekat

Tak ingin tersenyum jika tak perlu

Tak peduli disebut apatis

Logikanya sama dengan pesimis

Sama sekali tidak romantis

Puisi Yang Kutemukan Di Graffiti Kota

Setiap kali saya jalan-jalan melewati jalan setapak gak jelas dekat rumah, selalu gak sengaja kebaca puisi ini: 

 

Kami lima orang dungu

Dengan uang seratus ribu

Modal hati yang pilu

Dan kepala kosong akan tahu